MISTERI YANG TERPECAHKAN
Rasa penasaran memang sangat wajar bagi manusia ,apalagi
tentang alam gaib pasti membuat penasaran dan ingin membuktikan apa itu benar
adanya atau tidak. Aku ,Reno,Fitri,Dimas dibuat penasaran oleh cerita yang
simpang siur apalagi kalo bukan Misteri Tentang Lantai Empat Bekas Pabrik
Konveksi dekat sekolah kami. Aku memutuskan untuk membuktikan misteri itu. Lalu aku mengajak Reno,Fitri,Dimas untuk
bertemu. “Ren,Fit,Dim ,aku ingin mengajak kalian untuk menelusuri lantai empat
dipabrik itu nanti malam”. Kataku sambil menunjuk pabrik diseberang sekolah.
“Apa???? Kamu mau kesana malam ini juga? Bersama kami? “ tanya Dimas yang
ketakutan setengah mati mendengar ajakanku. “ Aku mau” .kata Reno dan Fitri
dengan serentak. “Ok , kalau begitu, Dimas ikutkan?” tanya ku sambil menaikkan
sebelah alis “Iya deh” jawab Dimas dengan cuek.
Malam harinya Kami
mulai menuju Lantai Empat,setelah sampai disana aku melihat kain-kain usang
berserakan ,kotor ,dan bau ,maklum tempatnya sudah tidak terawatt. “aaaaaaaa,
apaan tuh!!” teriak Dimas yang ketakutan . “ih,apaan sih parno an banget, kamu
sih dari siang tadi takut terus.” Gerutu Fitri . “aku tadi lihat anak kecil
lari-lari tau”. “apaan sih ,orang gak ada apa-apa juga” jawab fitri dengan
kesal. “Udah-udah kita lanjut aja jalannya” kataku sambil melerai mereka.
Tak
lama kemudian kami berjalan menyusuri lantai empat dengan suasana mencekam dan
bulu kuduk kami berempat pun naik .kami tidak bisa menahan rasa takut ini
“aaaaaaaaaaaaaaaa,hantuuuuuuuuuuu!!!!!!” kami berteriak dan berlari
sekencang-kencangnya . “hufttt,tadi itu apaaan kok kayak anak kecil?”tanya ku
yang sudah kelelahan berlari “Aku juga nggak tahu, sepertinya kita harus balik
lagi kesana”. saran Reno dengan yakin . “Apa kita balik kesana? kamu gila ya?
Kita tadi hampir mati gara-gara ketakutan tauu “ jawab Dimas dengan nada marah.
“Eh,sudah-sudah, mungkin saran Reno betul juga siapa tahu kita bisa pecahkan
misteri ini dengan balik kesana dan mengikuti hantu anak keciI tadi “jawab
Fitri dengan yakin “Aku setuju tuh, siapa tahu anak kecil tadi bisa mengarahkan
kita”jawabku sambil mengacungkan jari. “Kalian gila apa? Anak kecil tadi serem
banget tauu, rambutnya tuh panjang, berlumuran darah ,muka nya ketutupan rambut
lagi ,Kalian berani apa? Kata Dimas yang masih ketakutan. “BERANI”jawab
ku,Reno,Fitri dengan srentak dan penuh keyakinan .
Dimas pun mengalah
dan kami kembali ketempat dimana kami ketakutan melihat anak kecil tadi
.”Gimana nih ,anak kecilnya udah gak kelihatan lagi” kata Dimas sambil
menyoroti ruangan dengan senter “Udah sabar aja dulu”kata Reno meyakinkan
Dimas. Tanpa kusadari aku menyoroti anak kecil itu dengan senter “Eh itu anak
kecilnya” kataku sambil menunjuk anak itu . “Eh,ayo kita ikutin dia” Perintah
Fitri dengan tegas “Siap bos” jawabku,Reno,Dimas dengan serentak .
Kami pun
mengikuti anak kecil tadi dan yang terjadi adalah kami berempat melihat anak
itu menuju ruangan paling pojok, Kami terus mengikutinya .Anak kecil itu
berhenti dan dia menunjuk sesuatu. “Ini,inikan tengkorak kenapa ada disini?
Tanyaku ketakutan. Anak kecil yang dari tadi diam lalu mengatakan “Tolong kami
,kuburkan kami dengan layak.Kami adalah korban pembunuhan pemilik pabrik ini” .
“Apaa?? Jadi selama ini pabrik ini tempat pembunuhan ?”tanya Kami berempat
dengan Serentak .Kami berempat merasa takut ,akhirnya anak kecil tadi
menghilang dan kami menemukan sebuah pisau yang terdapat nama pemilik pabrik
konveksi ini. Akhirnya kami tahu pelaku pembunuhannya berkat bantuan anak kecil
tadi dan kami pun segera menghubungi polisi dan Keluarga anak kecil tadi
dikuburkan dengan selayaknya. Sipemilik pabrik tadi dipenjara seumur hidup
karena melakukan pembunuhan berencana .
Dan Misteri Lantai Empat Ini
terpecahkan juga. “Nah, udah selesaikan yuk kita pulang” ajak Reno . “Ternyata
yang dikatakan Reno benar,kita tadi harus mengikuti anak kecil itu”. Jawab
Fitri . “ehem,ehem ” kataku yang mengejek Reno dan Fitri. “Apaan sih” jawab
Reno dan Fitri bersamaan . Baru sebentar kami berjalan tiba-tiba anak kecil itu
datang lagi dan berkata “Terimakasih kak” . Kami berempat hanya tersenyum dan
langsung lari terbirit-birit “aaaaaaaa” teriak kami berempat.